Selasa, 21 Agustus 2018

SAR Hidayatullah Dukung Gempa Lombok NTB Menjadi Prioritas Berskala Nasional

JAKARTA - Komandan SAR Hidayatullah Pusat Abbas Usman mendukung bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai prioritas penangangan yang berskala nasional. Karena itu, pihaknya akan mengkonsentrasikan operasi sementara di kawasan rawan gempa ini.

"SAR Hidayatullah menetapkan bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai prioritas penanganan bencana berskala nasional yang perlu jadi perhatian kita," kata Abbas dalam keterangannya di Kantor Sekretariat SAR Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Senin (20/08/2018).

Abbas mengatakan, sebagai badan pendukung ormas Hidayatullah bertugas mengkoordinasi dan memobilisasi sumberdaya dalam tanggap darurat bencana, mitigasi, kewaspadaan dini dan rehabilitasi pasca bencana, SAR Hidayatullah memandang status tersebut sebagai bentuk solidaritas seraya dengan itu ia mengimbau kepada segenap anggotanya untuk aktif membantu saudara-saudara di Lombok baik tenaga, materil maupun immateril.

"SAR Hidayatullah memandang sementara ini gempa bumi Lombok sebagai prioritas operasi berskala nasional yang perlu mendapat perhatian utama sehingga secara internal pum kami menetapkan ini sebagai perhatian utama berskala nasional," katanya.

Menurut Abbas, selain pencarian dan penyelamatan, SAR Hidayatullah yang telah stay di lokasi bencana sejak akhir Juli lalu juga melakukan serangkaian kegiatan amal bakti bersama dengan elemen masyarakat lainya seperti mendirikan posko-posko pengungsi, fasilitas mandi cuci kakus (MCK), trauma healing dan lain sebagainya.

Hingga sejauh ini SAR Hidayatullah telah menerjunkan sedikitnya 32 personil dari berbagai daerah di Indonesia yang secara sukarela turun ke lokasi bencana dengan tetap berkoordinasi dengan SAR Hiayatullah Pusat.

"Sepanjang rentang waktu sejak gempa pertama pada 29 Juli 2018 malam hingga hari ini telah dilakukan empat kali roling petugas yang silih geranti datang-pulang diantaranya dari Surabaya, Sulawesi dan Kalimantan," kata Abbas.

Dia berpesan kepada relawan di lapangan untuk tetap menjaga stamina dan kesehatan mengingat situasi alam Lombok yang belum sepenuhnya stabil. Apalagi menurut prediksi masih akan ada gempa susulan lainnya.

"Juga jaga ibadah karena itulah energi inti seorang relawan kemanusiaan SAR Hidayatullah. Selalu jaga spirit bekerja mulia untuk semua, insya Allah keberkahan dari Allah akan menyertai," pungkasnya.

Seperti diketahui, sebuah gempa darat berkekuatan 6,4 Mw melanda Pulau Lombok pada tanggal 29 Juli 2018 sekitar pukul 06.47 WITA. Pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 24 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa.

Gempa ini merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018. Pada Ahad kemarin (19/8/2918) kembali terjadi gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) kembali mengguncang Lombok.

Sebagaimana diketahui, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan penanganan gempa sudah berskala nasional. Pemerintah pusat juga menurutnya terus mendampingi dalam penanganan musibah.

Begitu juga pemprov hingga pemkot/pemkab di NTB yang memberikan bantuan anggaran, pengerahan personel, bantuan logistik dan peralatan, manajerial, dan tertib administrasi.

Lombok dan Sumbawa ini cukup luas, tidak semua daerah terpapar gempa, khususnya daerah-daerah wisata seperti KEK Mandalika, Senggigi, dan Pulau Moyo dan lainnya masih dapat dikunjungi wisatawan.

"Apabila gempa Lombok ini dinyatakan sebagai bencana nasional, Pulau Lombok dan Sumbawa akan 'mati' dan pemulihannya akan lama. Padahal sektor pariwisata adalah salah satu andalan pertumbuhan ekonomi NTB selain pertanian," tambah TGB dalam keterangan tertulis yang diterima media, Senin (20/8/2018).*/Ainuddin Chalik

Ikuti update berita SAR Hidayatullah melalui Facebook di http://fb.com/sarhidayatullah.id atau klik di sini.

Related Posts

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *